Tampilkan postingan dengan label seminar MEA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label seminar MEA. Tampilkan semua postingan

Rabu, Mei 18, 2016

Seminar Wirausaha MEA di UHAMKA

Seminar Wirausaha MEA di UHAMKA

Bertempat di kampus Universitas Muhammadiyah Prof Hamka (UHAMKA) Klender Jakarta Timur, Minggu 15 mei 2016, pendiri Indonesian Entrepreneur Society (IES) Bambang Suharno hadir sebagai narasumber utama seminar kewirausahaan di Era Mea yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Farmasi Uhamka. Tak kurang dari 170 mahasiswa hadir dalam acara itu, dimana Bambang Suharno tampil bersama seorang pengusaha Adhe Saptadjie.

Materi yang disampaikan Bambang antara lain tentang tantangan MEA, kekuatan Indonesia di Era MEA, Kiat bersaing diera MEA, kiat bersaing dengan strategi monopoli serta mengenai mental wirausaha yang diperlukan siapapun untuk sukses.

Jumat, November 27, 2015

Tahun ini Tahun Seminar MEA

Tahun ini Tahun Seminar MEA

seminar di sma 77 Jakarta
Tahun 2015 ini boleh dikatakan sebagai Tahun Seminar MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Bambang Suharno selaku praktisi bisnis dan Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) diundang ke berbagai kampus dan lembaga untuk menjadi seminar tentang MEA, antara lain di kampus Universitas Gunadharma, Mercubuana, Univ Bhayangkara, STIE Bhakti Pembangunan, Fakultas Teknik Industri UII Jogja, Univ Islam Tangerang, Politeknik Media (Polimedia) Jakarta dan sebagainya. Bahkan SMA Negeri 77 Jakarta juga menyelenggarakan seminar tentang MEA yang tak kalah hebatnya dengan seminar di kampus S1 maupun S2 sekalipun.

Seminar MEA di SMA 77 beberapa bulan lalu diawali dengan penampilan tari Saman dari anak-anak SMA yang sangat menarik dan meriah. Meski masih SMA, tanya jawab berlangsung seru dan kritis. Misalnya, apa yang perlu disiapkan anak SMA untuk bisa bersaing di era MEA.

700 orang peserta seminar MEA di Univ Islam Tangerang
Dalam setiap kesempatan seminar tentang MEA, Bambang Suharno menyampaikan , sejatinya Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di era MEA. Industri pariwisata bisa menjadi nilai unggul jika dikelola dengan baik. "Melihat wisata thailand, Singapura, Malaysia maupun negara ASEAN Lainnya, Indonesia memiliki keindahan budaya dan alam yang luar biasa," kata Bambang.

Bambang memberi contoh, kalau masuk ke grand palace Thailand, yang dilihat hanya keraton biasa. Tapi Thailand sangat pandai memasarkan wisatanya, sehingga hari kerjapun turis harus antri untuk masuk keraton. "Di negeri kita, kita punya keraton Jogja, Solo, Cirebon dan sebagainya yang tak kalah hebatnya," katanya.

Begitupun dalam industri kuliner, betapa kreatifnya kuliner Indonesia. Kita berjalan dari Jakarta sampai ujung Jatim saja, sudah menemukan beragam kuliner yang luar biasa. Belum lagi di Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Papua, Maluku dan sebagainya.

"Jadi kalau kita mau kreatif, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pemenang di era Mea," kata Bambang.

Ada satu hal lagi yang penting. Untuk bersaing di era Mea, perlu memiliki kemampuan Bahasa Internasional, dalam hal ini minimal Bahasa Inggris, agar bisa berkomunikasi dengan negara lain. "Bahasa Inggris adalah bahasa pergaulan internasional, jadi kita wajib menguasai. Minimal kita bisa berkomunikasi Bahasa Inggris," pesannya.

Minggu, Februari 15, 2015

Seminar MEA di STIE Bhakti Pembangunan Petukangan

Seminar MEA di STIE Bhakti Pembangunan Petukangan

Untuk bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia bisa saja kalah dari segi efisiensi produksi namun, jika kreativitas terus dikembangkan, tak ada alasan bagi masyarakat Indonesia untuk takut bersaing di era MEA.

Demikian disampaikan Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) Bambang Suharno dalam seminar "Are You Realy Prepared for MAE?" di STIE Bhakti Pembangunan, Petukangan, Jakarta Selatan, Sabtu, 14 Februari 2015. Seminar diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Akunansi (Formasi) dihadiri oleh lebih dari 200 peserta terdiri dari mahasiswa, dosen dan beberapa siswa SMA.  Dalam seminar ini, Bambang tampil sebagai pembicara tunggal dengan topik "Jurus Bersaing di Era MEA (Sudut Pandang Kewirausahaan).

Rabu, November 12, 2014

Seminar Masyarakat Ekonomi ASEAN di GKI Gunung Sahari

Seminar Masyarakat Ekonomi ASEAN di GKI Gunung Sahari

Bertempat di GKI Gunung Sahari Jakarta, Minggu 9 Nopember 2014, Bambang Suharno (founder Indonesian Entrepreneur Society) menjadi pembicara tunggal dalam acara seminar "MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN); Ancaman atau Peluang?

Seminar yang dipandu oleh John Siswadi ini diikuti oleh jemaat gereja setempat dan para undangan. Seminar dibuka dengan pemutaran video seputar informasi mengenai MEA yang akan berlaku akhir tahun 2015. Selajutnya Bambang Suharno menyampaikan pemikiran dan pandangan mengenai MEA dari perspektif wirausaha.

Pada kesempatan ini Bambang menyampaikan sejumlah tantangan Indonesia dalam bersaing di dalam komunitas MEA, antara lain kelemahan infrastruktur, sistem logistik yang masih mahal, kelemahan SDM . Di lain pihak Indonesia memiliki kekuatan yang sulit ditandingi negara lain, umpamanya industri pariwisata, industri kreatif, industri berbahan baku lokal dan industri kelautan dan perikanan. Semua itu harus dikembangkan oleh pemerintah dengan kebijakan yang tepat agar di era MEA Indonesia bisa berperan banyak dan menjadi pemenang.

Tips Bersaing

Dalam konteks kewirausahaan, apapun yang terjadi pelaku usaha harus siap. Bambang memberikan Tips memenangkan persaingan. Pertama adalah bagaimana menjadi pelopor. Jika menjadi pelopor tidak bisa, jadilah yang terbaik. Jika menjadi terbaik pun tidak mampu, jadilah yang berbeda. "Berbeda" adalah kreativitas yang membuat orang lain melihat kita sebagai yang unik , menarik, meskipun belum tentu terbaik. Berbeda bisa dari segi konten, bisa juga dari segi konteks.

Dari segi konteks, perbedaan bisa diciptakan hanya dengan mengubah kalimat promosi. Obat sakit kepala, secara umum isinya sama saja, tapi cara promosinya bisa dengan konteks yang berbeda, misalnya untuk orang yang suka dijalanan, atau orang sibuk di kantor dan sebagainya.

Contoh lain, minyak goreng mempromosikan dirinya sebagai minyak goreng dengan proses penyaringan 2 kali. Meskipun minyak goreng lain juga disaring 2 kali, namun kalau merek tersebut mempromosikan terlebih dahulu, akan tercipta image banyak minyak goreng ini lebih berkualitas.

Immanuel Kristo, pendeta di GKI Gunung Sahari yang juga narasumber talkshow radio RPK setiap senin pagi, menyampaikan terima kasih atas kesediaan Bambang Suharno (yang seorang muslim) untuk menjadi narasumber di acara seminar ini.


POSTING TERPOPULER

Iklan