Tampilkan postingan dengan label komunitas wirausaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label komunitas wirausaha. Tampilkan semua postingan

Sabtu, November 09, 2019

Kisah Jade Wasito; Bermodal KTP,  Kini Jadi Raja Gerobak

Kisah Jade Wasito; Bermodal KTP, Kini Jadi Raja Gerobak

Di kalangan Komunitas Wirausaha bernama Indonesian Entrepreneur Society (IES) nama Mas Sito sangat dikenal sebagai sosok yang ramah, suka bercanda, mudah bergaul dan tidak pelit berbagi ilmu. Ia adalah angkatan pertama komunitas IES yang didirikan Bambang Suharno dan kawan-kawan. Ia juga berguru ke para suhu bisnis dan wirausaha top antara lain Bob Sadino, Andrie Wongso, Tung Desem Waringin dan sebagainya. Tampaknya, karakter "haus ilmu" dan langsung mengamalkan ilmunya  di dunia bisnis, membuat bisnisnya berkembang pesat hingga dijuluki sebagai Raja Gerobak.

Nama lengkapnya Jade Wasito. lahir di Kebumen Jawa Tengah, 9 November 1972. Pendidikannya Sekolah Pendidikan Guru (SPG), namun jalan hidupnya bukan sebagai guru di sekolah melainkan sebagai pengusaha sambil menjadi "guru" dengan menjadi narasumber seminar dan pelatihan bisnis dan wirausaha.

Daya tarik materi seminarnya adalah pada kisah nyata kehidupannya yang  "from zero to hero". Tahun 1995 adalah tahun di mana Sito memulai petualangannya di bisnis stainless steel. Berbekal relation yang sangat baik kepada klien di saat ia masih menjadi karyawan di perusahaan stainless steel, suatu pagi Sito ditelepon oleh seorang pemilik restoran.

“Ia bertanya, apakah saya bisa mendesain kitchen set, merenov, dan lainnya. Saya jawab bisa. Saya yakin bisa menggambar. Kalaupun tidak sempurna mendesain, sederhananya saya akan meminta tolong atau membayar orang yang bisa,” ujar Sito membuka ceritanya dahulu.

Paginya Sito mendapat telepon dari si pemilik restoran yang terkagum-kagum dengan desain karya Sito. Setelah menghitung-hitung estimasi biaya proyek kitchen set tersebut, Sito langsung laporan kepada pemilik restoran. Dengan lugunya, Sito mengatakan bahwa dia masih belum punya dana untuk membiayai proyeknya itu. Uniknya, sang pemilik restoran menyanggupi memberikan DP 50% asal Sito bersedia menjadikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya sebagai jaminan.

“Saya yakin, hal tersebut bisa terjadi karena sudah ada trust sejak di perusahaan tempat saya bekerja dulu. Dari sinilah Saya menyadari betapa pentingnya sebuah hubungan dan kepercayaan. Bahwa bisnis, yang paling utama adalah kepercayaan. Secara persentase, bisnis 75% adalah kepercayaan dan 25% adalah teknis. Dan kepercayaan itu timbul dari track record masa lalu,” ungkap Sito.

Inilah bisnis pertama Sito yang sejatinya bermodalkan sebuah Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai jaminan kepada si pemilik restoran. Nilai proyeknya saat itu Rp 16,8 juta (full kitchen set full stainless steel). Sebuah angka yang besar di masanya.

Singkat cerita, jika dulu di awal berdiri Sito hanya 1 memiliki karyawan, saat ini si “Anak Gaplek” ini membawahi ratusan karyawan. Dalam sebulan, PT Biru Sejahtera Abadi, perusahaan miliknya mampu memproduksi 30-100 gerobak. Dan tidak hanya gerobak, Sito juga menerima orderan rekayasa industri, peralatan dapur, alat-alat laboratorium dan segala hal yang yangmasih berhubungan dengan metal, stainless, kadang kayu, dan lain-lain.

Meski telah berjaya, Sito tak jumawa dengan tetap menganggap kualitas dan pelayanan merupakan hal terpenting. Terlebih, adalah kualitas humanis. Sito tidak ingin bisnis itu sentuhannya hanyalah uang atau profit. Meskipun ia tidak menampik hal itu, tapi ia ingin lebih dari sekadar profit. Memiliki banyak sahabat, punya banyak saudara yang nantinya akan membentuk networking yang begitu kuat adalah hal yang utama baginya. Mungkin terkesan idealis. Namun sikapnya tersebut menjadi salah satu ciri khas seorang Sito.

Bukan anak pejabat, bukan keturunan ningrat, bahkan bukan “Anak Singkong” yang menentukan keberhasilan. Success Story seorang Jade Wasito menegaskan, keyakinan dan komitmen adalah standar kesuksesan si “Anak Gaplek”.
 “Dulu saya merasa saya sangat bukan apa-apa.Di usia 25 saat banyak orang menganggap usia perak, saya merasa  sudah di usia emas. Nanti ketika masuk ke usia emas, karena emasnya sudah diambil di masa perak, saya ingin sudah jadi berlian. Nah, andaikata saya mencapai susia 100 tahun, saya ingin menjadi cahaya. Sampai atau tidak, saya ingin menjadi cahaya dan menjadi inspirasi orang dan bisa menggerakan orang,” papar Sito.

Berkat kerja keras dan motivasinya dalam berbisnis, berbagai penghargaan datang menghampirinya antara lain ISMBEA 2010  (The Indonesian Small & Medium Business Entreprenuer), Entreprenuership UKM Award, Profesi Award 2010, Indonesian Creativity Award 2013  (The Most Creative and Innovative Company Of The Year), Anugrah Citra Indonesia 2014 (The Best Entreprenuer Leader Of The Year), Rekor Bisnis 2015 (Produsen Gerobak Moderen dengan Jumlah Pelanggan Terbanyak), Anugerah Wirausaha Indonesia 2016 (Gold Achievement) dan lain-lain.

"Penghargaan adalah sebuah pemicu kami untuk berkarya lebih baik lagi dan jangan mengecewakan customer. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah saya bisa berbagi dan memotivasi orang lain untuk bisa mengembangkan  bisnis meski hanya dengan modal nol," pungkas Sito.***

Anda mau  mengundang JADE WASITO-RAJA GEROBAK  sebagai narasumber?  Hubungi Dwijo 0813 1069 6307 email: pembicaraseminarzone@gmail.com

Mau belajar Wirausaha dengan santai di rumah saja via group wa, GRATIS klik di sini 


Jumat, November 25, 2016

In House Training Leadership dan Team Building PT Pundi Indokayu Industri

In House Training Leadership dan Team Building PT Pundi Indokayu Industri


Bertempat di Restoran Furama Purwokerto, Minggu 20 November 2016, Bambang Suharno, Ubaydillah Anwar dan Dwijo Weliyanto selaku trainer Indonesian Entrepreneur Society (IES) memberikan training Leadership dan Team Building yang diselenggarakan oleh PT Pundi Indokayu Industri Purwokerto.


In House Training yang berlangsung sehari penuh ini diikuti oleh 40 orang terdiri dari para pimpinan unit di semua level (manager, supervisor, kepala shift dan lain-lain ) dan kader calon-calon pemimpin di berbagai level.
Acara dibuka oleh Heri Sudaryanto, Manager HRD PT Pundi Indokayu, dilanjutkan dengan pembukaan training oleh Dwijo dengan menyanyi bersama dan melakukan yel-yel pemberi semangat peserta.

Minggu, Februari 21, 2016

Workshop "Bisnis Online" Tokopedia

Workshop "Bisnis Online" Tokopedia

peserta tokopedia meet up
Bertempat di kantor pusat Tokopedia Jl S Parman Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2016, anggota Indonesian Entrepreneur Society (IES) dan RWP Group berkumpul untuk mengikuti acara bertajuk Tokopedia Meet up yang dikemas dalam bentuk seminar dan workshop tentang kiat sukses memperluas jangkauan bisnis lewat Tokopedia. Acara diikuti oleh sekitar 50 orang anggota dari Jabodetabek dan beberapa daerah antara lain Semarang, Bandung, Padang, Salatiga dan sebagainya. Acara ini tidak dipungut biaya, bahkan peserta mendapat snack dan aneka doorprize menarik.

Acara diawali dengan penjelasan mengenai perkembangan tokopedia dan kiat sukses berjualan lewat tokopedia oleh Dini Ghaisani beserta tim. Tokopedia adalah perusahaan penyelenggara e-commerce yang berkembang sangat pesat. Belum lama ini tokopedia mendapat suntikan dana investasi sebesar 100 juta USD, sebuah bentuk kepercayaan akan masa depan pengembangan tokopedia. Semua orang bisa buka toko dan berjualan di Tokopedia secara gratis. Bagi IES, tokopedia bukanlah hal yang asing, karena sudah sering menyelenggarakan workshop toko online, dimana sempat beberapa kali membahas topik tentang kiat berjualan di Tokopedia. Sudjono Af, salah satu mentor IES, telah berpengalaman membuka usaha berjualan majalah Kereta Api dan berbagai pernak pernik tentang kereta api, dimana pembelinya ada yang berapa di luar negeri.

Pada acara ini, peserta langsung diajak untuk mendownload aplikasi tokopedia dan langsung mendaftar akun tokopedia.

Bambang S (pegang plakat), Tim IES dan Tokopedia
Acara juga diselingi dengan game-game menarik dan berhadiah. Di akhir sesi, dilakukan testimoni oleh peserta yang sudah sukses berjualan di tokopedia, diantaranya Sudjono yang berjualan majalah, dan seorang peserta dari Bandung yang berjualan pot bunga unik yang berhasil menjual 100 pot dalam 3 bulan melalui tokopedia.
Peserta juga berhak mengikuti kompetisi berjualan di tokopedia. Selama 3 bulan peserta akan dinilai siapa toko yang paling aktif dan berjualan paling banyak.

Sementara itu di sela-sela acara, Direktur IES Bambang Suharno menyampaikan perkembangan IES yang kini membantu anggota melalui software Profit Meter. Anggota IES bisa mendapatkan software tersebut secara gratis dengan mengisi form yang adalah di web www.pembicara-seminar.com



 

Sabtu, Oktober 18, 2014

Office Boy Entrepreneur, Pensiun Dini Full Wirausaha dan Pembicara Seminar

Office Boy Entrepreneur, Pensiun Dini Full Wirausaha dan Pembicara Seminar

Waryono, kini full wirausaha
Salah satu pembicara seminar atau trainer yang populer di Indonesian Entrepreneur Society (IES) adalah Waryono. Sosok ini sangat unik karena sukses berwirausaha dalam posisinya sebagai office boy. Ia dijuluki sebagai Office boy entrepreneur.

Sebagai narasumber di seminar dan training, ia selalu menarik perhatian karena gaya bicaranya yang lugu, tidak pakai power point dan hanya menunggu pertanyaan peserta. "Saya nggak bisa bicara banyak, materi saya akan muncul jika bapak/ibu bertanya," ujarnya polos.

Ia biasa memulainya dengan menceritakan dirinya sebagai office boy, dan di tengah kesibukannya mencoba membuka toko sembako yang dikelola istrinya. Selanjutnya uang hasil usaha ia simpan dan ia investasikan untuk membeli traktor sawah di Lampung (kampung istrinya). Hasil traktor sawah disimpan dan diinvestasikan untuk membuka warung pecel lele. Hasil pecel lele digunakan untuk membuka usaha tanaman hias. Begitu seterusnya hingga mempunyai usaha WC umum dan  warung padang. Sebagian usahanya ada yang bangkrut, tapi itu tidak jadi soal, toh putaran uangnya terus berkembang di antara berbagai kesulitan.

Dari kisah ini, lantas peserta banyak yang bertanya, bagaimana cara mengatur waktu, bagaimana cara memilih karyawan, bagaimana supaya karyawan bisa dipercaya, cara menggaji karyawan dan sederet pertanyaan yang mencerminkan rasa penasaran peserta. Dari pertanyaan itulah, Waryono kemudian menjelaskan prinsip usahanya yang sederhana. Ia mengaku banyak belajar dari IES, mendapat bimbingan langsung dari para mentor, sehingga usahanya berkembang dan mentalnya makin kuat.

Ada pertanyaan lagi: kenapa mas Waryono tetap jadi office boy, padahal usahanya sudah maju? Ini pertanyaan menggelitik. Dengan nada berkelakar ia menjawab: ya, office boy itu hobby saya hehehe.

Kemudian ia menjalaskan serius, bahwa office boy itu awal ia berkarir, dimana di offfice boy-lah ia bisa berkenalan dengan tamu-tamu bos nya yang penting. Nah, rupanya posisi office boy sanga strategis.

Sejak bulan Agustus 2014, di usianya 35 tahun, Waryono memutuskan pensiun dini dan full time sebagai pelaku bisnis. Ia berniat mengembangkan warung padang dan usaha lainnya. Dan tentunya siap menjadi pembicara seminar kapanpun. kalau dulu hanya bisa di hari sabtu minggu, sekarang hari apapun siap diundang untuk berbagi pengalaman wirausaha.

Selamat untuk Waryono, Officeboy, wirausaha, pembicara seminar.

Minggu, Desember 15, 2013

SEMINAR WIRAUSAHA KAMPUS STIKES AUFA ROYHAN PADANG SIDIMPUAN SUMUT

SEMINAR WIRAUSAHA KAMPUS STIKES AUFA ROYHAN PADANG SIDIMPUAN SUMUT

Peserta seminar Stikes Aufa Royhan Padang Sidimpuan
Jumat dan Sabtu, 13-14 Desember 2013, Bambang Suharno dan Sudjono AF dari Indonesian Entrepreneur Society (IES) atau Komunitas Wirausaha Indonesia diundang sebagai pembicara seminar nasional wirausaha yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aufa Royhan, Padang Sidimpuan, sebuah kota berjarak sekitar 500 km dari Medan, Sumatera Utara.

Acara dikuti oleh lebih dari 400 orang yang terbagi dalam dua hari seminar. Peserta terdiri dari para mahasiswa kelas reguler dan kelas karyawan, mahasiswa dari kampus di wilayah Tapanuli, beberapa karyawan Depkes serta para dosen Stikes setempat. Seminar diawali dengan sambutan dari Ketua Stikes Drs. Guntur Imsaruddin, MKes, Pemrakarsa STIKES Waridah Nasution, MKes, Kepala Dewan Pendidikan Kota Padang Sidimpuan M. Jusar Nasution dan Kepala Dinas Kesehatan Setempat.

Seminar kali ini Bambang Suharno menyampaikan tentang Trilogi Mental Wirausaha, 7 Cara Tidak Gila Jadi Pengusaha, dan Teknik Menyusun Rencana Bisnis Sederhana. Sedangkan Sudjono Af menyampaikan materi kiat mahasiswa memulai bisnis dan bedah kasus bisnis online.
ki-ka: Guntur, Bambang,  Waridah, Sudjono, Marlan, Heniati, 

Suasana diskusi kelompok merencanakan bisnis
Acara seminar diselingi denga kegiatan diskusi kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 10 peserta dan masing-masing kelompok menyusun rencana bisnis serta mempresentasikan di depan peserta. Kelompok terbaik mendapat hadiah buku wirausaha dan DVD tentang Law Of Attraction.

Acara bernuansa santai serius, diselingi hiburan musik di setiap istirahat dan di akhir acara para pimpinan dan peserta memberikan kesan-pesan terhadap acara yang sudah berlangsung, dilanjutkan menyanyikan lagu kesayangan mereka.

Ketua Stikes Guntur Nasution menyampaikan terima kasih kepada narasumber atas pencerahannya mengenai wirausaha. Apa yang disampaikan IES sangat berharga karena sebagian sudah dilakukan sepanjang karirnya. Demikian pula Pembina Yayasan Stikes Waridah Nasution menyampaikan terima kasih atas ilmu yang disampaikan, semoga bisa dilaksanakan oleh peserta seminar dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu Bambang Suharno menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Stikes Aufa Royhan, khususnya kepada para pimpinan yang senantiasa mendampingi peserta sejak awal hingga akhir acara.

POSTING TERPOPULER

Iklan