Tampilkan postingan dengan label training seminar wirausaha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label training seminar wirausaha. Tampilkan semua postingan

Kamis, Juni 13, 2013

SEMINAR WIRAUSAHA DI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

SEMINAR WIRAUSAHA DI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Suasana seminar akrab dan antusias
"Kita hidup di lingkungan yang sangat bagus untuk berwirausaha," tegas Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) Bambang Suharno dalam seminar wirausaha di Aula rektorat Universitas Mercu Buana (UMB), Meruya Selatan, Jakarta, Selasa 11 Juni 2013. Seminar diselenggarakan oleh mahasiswa Akuntansi dengan tema "Hidupkan Jiwa Bisnis di Tanganmu", diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa UMB. Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMB Dr. Wiwik Utami Ak.,MS. Sedangkan pembicara seminar, Bambang Suharno (IES) dan Rike Iskandar dari lembaga kewirausahaan bernama Cream (Center of Entrepreneurship of Mercu Buana).

Bambang menambahkan, jumlah penduduk Jakarta saat ini sekitar 10 juta. Jika ditambah dengan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, total penduduk 25 juta orang. Jumlah tersebut sama dengan jumlah penduduk Malaysia. Jumlah penduduk Australia juga 25 juta. Penduduk Singapura sejak merdeka hingga sekarang sekitar 4,5 juta. Bahkan penduduk Brunei Darussalam hanya 300 ribu saja, mungkin sama dengan penduduk Meruya.

"Bicara bisnis adalah bicara jumlah calon pembeli. Jadi ketika kita melihat jumlah penduduk yang ekonominya terus berkembang, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan bisnis," tegas bambang.

Dalam seminar ini menyampaikan materi Tujuh cara menumbuhkan Jiwa Bisnis. Tujuh cara tersebut adalah meningkatkan sedekah, menabung/mengumpulkan modal, menetapkan pilihan bisnis, mencari mitra bisnis, menduplikasi bisnis yang ada, bersikap ikhlas dalam menghadapi tantangan dan meningkatkan pergaulan wirausaha.

Bambang juga mengingatkan perlunya perubahan mental dari mental konsumtif menjadi produktif. Mayoritas masyarakat kita bersikap konsumtif. Setiap penghasilan naik hutangnya tambah banyak. Ini terbukti dari sebuah survey yang dilakukan Citibank, bahwa eksekutif yang gajinya di atas Rp 20 juta/bulan, ternyata 60% dari penghasilannya digunakan untuk membayar cicilan hutang konsumtif. Gaya hidup seperti ini sangat beresiko. Orang yang berwirausaha tidak akan melakukan hal tersebut. Mereka akan memproduktifkan uang, yaitu dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk menciptakan penghasilan baru.

Sementara itu Dr. Wiwik Utami dalam pembukaannya menegaskan bahwa kampus UMB adalah kampus wirausaha. Mata kuliah wirausaha menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa semua jurusan. Kegiatan-kegiatan kewirausahaan terus berkembang termasuk melakukan ekspo gedung perkantoran dan perbelanjaan elite di kawasan Sudirman Jakarta yang memamerkan produk wirausaha mahasiswa. Ini dimaksudkan untuk memupuk keberanian mahasiswa dalam berwirausaha.  Wiwik mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan baru untuk memajukan negara.

Penggunaan IT dalam Wirausaha

Pada sesi kedua, tampil Rike iskandar SE MM, yang memaparkan perlunya teknologi IT untuk berwirausaha. "Sebagai orang akuntansi, anda punya banyak peluang berwirausaha. Anda juga pasti punya keunggulan karena memiliki ilmu keuangan yang memadai," pesan Rike. Ia mencontohkan prestasi beberapa anak muda yang berhasil menjual aplikasi ke yahoo atau google dengan nilai miliaran rupiah.

Semua mahasiswa pasti punya facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya. Ini menurut Rike perlu dioptimalkan untuk bisnis. Mahasiswa akuntansi juga dapat memulai bisnis secara online dengan membuat software akuntansi sedernana. "Banyak ide yang bisa dikembangkan lagi. Kalau jualan baju, tas itu kan sudah biasa. Kita perlu lebih inovatif lagi," tegasnya.

Soal modal, lembaga kewirausahaan yang dipimpin Rike siap menyediakannya dengan nilai mencapai 20 juta per mahasiswa. "Silakan ajukan proposal," katanya, menantang mahasiswa yang belum berwirausaha.


Sekilas Universitas Mercu Buana
Bambang Suharno (tengah) bersama pimpinan fakultas dan panitia
Universitas Mercu Buana merupakan salah satu universitas terkemuka di Indonesia yang didirikan oleh pengusaha nasional Probosutejo. Berbekal manajemen yang modern, UMB kini memiliki 4 kampus di Jakarta dan 1 kampus di Jogyakarta. Jumlah total mahasiswanya saat ini sekitar 19 ribu orang dan 15 ribu di antaranya kuliah di Kampus UMB Meruya Selatan-Jakarta Barat yang merupakan kampus induk.

UMB telah memantapkan diri sebagai kampus wirausaha. Berbagai kegiatan bimbingan wirausaha dilakukan. Kuliah wirausaha untuk semua fakultas menjadi matakuliah wajib bagi mahasiswa. Materi kuliah disertai dengan kegiatan praktek bisnis antara lain pameran di mall dan seminar dengan mengundang pelaku bisnis dan sebagainya.

UMB mendapatkan dana hibah untuk program wirausaha mahasiswa, dari Ditjen Dikti dan Kementerian Koperasi-UKM. Melalui bantuan ini, mahasiswa yang ingin berwirausaha dapat mengajukan proposal untuk diseleksi dan selanjutnya mendapat bimbingan.***


Minggu, April 28, 2013

INHOUSE TRAINING PURNAKARYA  KARYAWAN SEKRETARIAT NEGARA

INHOUSE TRAINING PURNAKARYA KARYAWAN SEKRETARIAT NEGARA

Kunjungan peserta ke instalasi perikanan air tawar
Peserta Training Setneg
Entrepreneur Society (IES) bekerjasama dengan Psikodinamika, dipercaya menyelenggarakan training wirausaha persiapan purnakarya untuk 30 karyawan Kementerian Sekrratariat Negara. Acara berlangsung di Jakarta dan Cisarua-Bogor tanggal 23-27 April 2013. Hari pertama, berlangsung di Pusdiklat Setneg Cilandak Barat, diisi materi psikologi dan kesehatan untuk calon pensiun. Materi psikologi disampaikan oleh Popy Amalia, Direktur Psikodinamika. Materi kesehatan di masa pensiun diisi oleh Dr Purindro, member IES.

Pada hari kedua, 24 april, training berlangsung on the spot, yaitu di lokasi Peternakan Kambing Bangun Karso Farm, di Desa Palasari kecamatan Cijeruk Bogor dan instalasi perikanan air tawar milik Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berlokasi tidak jauh dari Bangun Karso Farm. Di peternakan Bangun Karso seluas lebih dari 10 ha ini, peserta diperlihatkan bagaimana proses peternakan kambing perah, kambing pedaging, domba dan juga sapi. Bangun Dioro, pemilik Bangun Karso Farm menyampaikan pengalaman memulai usaha dari nol hingga memiliki ribuan ekor kambing.
Bangun Dioro (kiri, pegang Speaker) menjelaskan kambing perah
Dioro sering dijuluki sersan kambing lantaran hingga saat ini masih aktif sebagai TNI berpangkat sersan. Oleh rekan-rekannya disebut sebagai sersan berpenghasilan jenderal, karena meskipun berpangkat sersan, berkat ketekunannya berbisnis kambing, ia mampu mengembangkan ekonomi keluarga dan lingkungannya di kecamatan Cijeruk.

Ia mulai belajar peternakan kambing secara serius ke Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi. Di sana ia magang dan kemudian mempraktekkan ilmunya untuk memelihara kambing secara profesional.

Pada hari ketiga, peserta diajak mengunjungi usaha franchise Idolmart dan Bakmi Djawa yang berlokasi di Taman Yasmin Bogor. Di sini peserta melihat dan mendengarkan pengalaman pendiri Idolmart Wan M Hasim sejak memulai usaha sambilan berupa toko ATK, kemudian berkembang menjadi Toysmart dan Idolmart yang jumlahnya 60an outlet.

Pada hari keempat berkunjung ke usaha pebuatan kripik daun singkong di Cibinong, Bogor. Peserta diajak melihat usaha skala rumah tangga yang dapat berkembang dan menjual produknya melalui internet.

Pada serangkaian acara training ini, Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) dan juga pembicara seminar  Bambang Suharno menyempatkan hadir dan mendampingi peserta pada hari pertama di Peternakan Kambing Bangun Karso Farm, sekaligus menyampaikan materi mental entrepreneur kepada peserta.

POSTING TERPOPULER

Iklan