Sabtu, Mei 05, 2018

Mengukur Kemampuan Interpersonal


”Orang bawah berbicara tentang orang lain, orang menengah berbicara tentang peristiwa dan orang atas berbicara tentang gagasan.” (Pepatah)

Mengacu pada definisi yang dibuat oleh Tim Microsoft Education, Interpersonal skill itu mencakup beberapa kemampuan di bawah ini:
  • Kemampuan seseorang dalam menghangatkan hubungan
  • Kemampuan seseorang dalam membuat pendekatan yang mudah
  • Kemampuan seseorang dalam membangun hubungan secara konstruktif
  • Kemampuan seseorang dalam menggunakan diplomasi dan tehnik untuk mencairkan situasi yang sedang tegang
  • Kemampuan seseorang dalam menggunakan gaya yang dapat menghentikan permusuhan yang merusak sebuah hubungan 

Dalam prakteknya, mungkin seluruh kemampuan di atas tidak langsung menyatu pada diri seseorang atau dimiliki secara keseluruhan. Saya kerap menjumpai  seseorang yang punya kemampuan bagus dalam membuka dan menghangatkan hubungan, tetapi tidak bisa mempertahankan. Ketika bertemu pertama kali kesannya bagus, tetapi hubungannya tidak tahan lama. Ada lagi yang saya jumpai misalnya ada orang yang kayak-kayanya itu sulit membuka dan menghangatkan hubungan. Tetapi ternyata orang ini punya kemampuan yang bagus dalam mempertahankannya. Ada yang tidak bisa membuka dan tidak bisa mempertahankan. Ada yang sanggup membuka dengan bagus dan bisa pula mempertahankannya. Ini semua tergantung bagaimana seseorang itu meningkatkan kemampuannya.

Dalam teori kecerdasan, keahlian Interpersonal itu diartikan sebagai bentuk kemampuan dalam membaca perasaan, dorongan, dan keinginan orang lain, baik yang terucapkan atau yang tak terucapkan, dan bertindak atas dasar pengetahuan (bacaan) itu. Jadi, keahlian ini memiliki dua unsur penting, yaitu: peduli atau perhatian pada orang lain yang kemudian diikuti oleh dorongan untuk melakukan sesuatu pada orang lain (concern and action).

Thomas F. Mader dan Diane C. Mader (1990), membedakan antara Impersonal dan Interpersonal Communication. Komunikasi Impersonal itu ketika masing-masing kita saling memahami namun sebetulnya tidak ada keterlibatan emosi secara pribadi. Misalnya saja kita di jalan raya. Ada orang yang meminta jalan ke kita dengan menyalakan lampu kendaraannya. Kita kemudian berhenti untuk mempersilahkan orang itu berjalan. Misalnya lagi ada orang yang berteriak ”maling-maling” di dekat rumah kita. Kita tidak kenal siapa dia. Tapi teriakannya itu mendorong kita untuk keluar rumah supaya bisa memberikan bantuan kepadanya. Ini disebut Impersonal.

Lalu bagaimana dengan Interpersonal Communication? Menurut kedua pakar ini, Interpersonal punya kualitas kedekatan yang lebih tinggi dari Impersonal. Interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau lebih dimana masing-masing punya keterlibatan emosi personal, komitmen dalam menjalani hubungan itu. Kita bisa melihatnya pada hubungan guru-murid, orangtua-anak, mitra bisnis, dan lain-lain. Jadi, Interpersonal itu adalah involvement with (ada keterlibatan) and commitment to (ada komitmen).

Interpersonal skill adalah kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia atau orang lain.  Dalam teori kompetensi (Competence At Work, 1993), keahlian Interpersonal ini diartikan sebagai keinginan untuk memahami orang lain. Bisa juga diartikan sebagai kemampuan dalam menyimak secara akurat atau kemampuan dalam memahami muatan perasaan dan pikiran yang tak terucapkan melalui mulut orang lain secara objektif. Orang lain di sini bisa berbentuk individu atau kelompok.Kemampuan ini, menurut Peter Drucker, sangatlah penting. Katanya begini:

Mengukur Kemampuan Interpersonal

Untuk mengukur sejauhmana kemampuan Interpersonal yang Anda miliki, di bawah ini ada sejumlah penjelasan yang dapat kita jadikan sebagai acuan:

NO
LEVEL
DESKRIPSI
01
Rendah
Anda baru bisa berteman dengan orang lain, baru bisa menyenangkan orang lain, atau baru bisa bercakap-cakap dengan orang lain.
02
Menengah
Anda sudah sanggup membangun hubungan secara konstruktif berdasarkan bidang, punya hubungan yang bertahan lama,  dan bisa menempatkan orang di tempatnya yang layak
03
Atas
Anda sudah bisa memberikan toleransi, bisa membangun diplomasi, bisa mencairkan ketegangan, bisa menebar kedamaian, dan bisa memperlakukan orang secara sabar dan penuh hormat
04
Tinggi / Ahli
Anda sudah sanggup membangun hubungan dengan bagus, bisa mengatasi konflik secara positif, dan bisa menangani ”orang sulit” (trouble maker) secara efektif dan efisien.
05
Catatan:
Orang yang sulit adalah orang yang selalu mengkritik, selalu mendebat, selalu ingin menguasai, selalu ingin menang sendiri, selalu ingin ikut campur, selalu protes, dan seterusnya
 Kalau melihat sejarah para nabi, beliau-beliau itu memiliki keahlian Interpersonal yang sangat bagus. Beliau-beliau itu tidak saja sanggup menarik dukungan dari orang-orang yang pro saja, melainkan juga bisa membalik asumsi orang-orang yang kontra lalu menjadi pro. Memang, sesuai hukum dunia, beliau-beliau itu pada akhirnya tetap memiliki pendukung dan tetap memiliki musuh.

Bukan hanya para nabi.  Menurut studi yang pernah dilakukan Phillip Humbret (1996), ternyata hampir semua pemimpin (orang yang punya pengikut) di dunia ini punya keahlian Interpersonal yang bagus. Salah satu buktinya adalah kemampuan mereka dalam menjaga hubungan yang cukup lama dengan kenalannya, sahabatnya, mitranya, dan lain-lain. Bahkan di antara mereka ada yang punya hubungan berlanjut sampai ke anak cucu. Ini bukti bahwa mereka punya keahlian Interpersonal yang bagus.

Ternyata bukan hanya pemimpin saja. Orang-orang yang prestasinya bagus di bidangnya juga rata-rata punya keahlian ini dengan bagus. Mereka bisa menciptakan bukti-bukti yang mendukung terjalinnya hubungan dengan bagus. Misalnya saja mereka menjaga kesepakatan, menjaga perasaan, menghormati orang lain, bisa menempatkan orang lain di tempatnya yang bagus, bahkan menggunakan panggilan-panggilan yang menghormati orang lain.
Menurut hasil telaahnya Abraham Maslow (1968), seperti yang dikutip dalam buku Journey of Adulthood (1996), sebagian ciri orang-orang yang telah atau sedang mengaktualisasikan dirinya (potensinya) itu adalah: deep loving relationship (hubungan yang mendalam),  punya privasi tetapi tidak angkuh, dan punya humor tinggi. Biasanya, humor yang mereka miliki adalah humor-humor yang mengandung pelajaran, bukan humor murahan atau gosip.

Dikutip dari buku INTERPERSONAL SKILL karya Ubaydilah Anwar





SHARE THIS

0 komentar:

POSTING TERPOPULER

Iklan