Minggu, Februari 21, 2016

Workshop "Bisnis Online" Tokopedia

Workshop "Bisnis Online" Tokopedia

peserta tokopedia meet up
Bertempat di kantor pusat Tokopedia Jl S Parman Jakarta, Sabtu, 13 Februari 2016, anggota Indonesian Entrepreneur Society (IES) dan RWP Group berkumpul untuk mengikuti acara bertajuk Tokopedia Meet up yang dikemas dalam bentuk seminar dan workshop tentang kiat sukses memperluas jangkauan bisnis lewat Tokopedia. Acara diikuti oleh sekitar 50 orang anggota dari Jabodetabek dan beberapa daerah antara lain Semarang, Bandung, Padang, Salatiga dan sebagainya. Acara ini tidak dipungut biaya, bahkan peserta mendapat snack dan aneka doorprize menarik.

Acara diawali dengan penjelasan mengenai perkembangan tokopedia dan kiat sukses berjualan lewat tokopedia oleh Dini Ghaisani beserta tim. Tokopedia adalah perusahaan penyelenggara e-commerce yang berkembang sangat pesat. Belum lama ini tokopedia mendapat suntikan dana investasi sebesar 100 juta USD, sebuah bentuk kepercayaan akan masa depan pengembangan tokopedia. Semua orang bisa buka toko dan berjualan di Tokopedia secara gratis. Bagi IES, tokopedia bukanlah hal yang asing, karena sudah sering menyelenggarakan workshop toko online, dimana sempat beberapa kali membahas topik tentang kiat berjualan di Tokopedia. Sudjono Af, salah satu mentor IES, telah berpengalaman membuka usaha berjualan majalah Kereta Api dan berbagai pernak pernik tentang kereta api, dimana pembelinya ada yang berapa di luar negeri.

Pada acara ini, peserta langsung diajak untuk mendownload aplikasi tokopedia dan langsung mendaftar akun tokopedia.

Bambang S (pegang plakat), Tim IES dan Tokopedia
Acara juga diselingi dengan game-game menarik dan berhadiah. Di akhir sesi, dilakukan testimoni oleh peserta yang sudah sukses berjualan di tokopedia, diantaranya Sudjono yang berjualan majalah, dan seorang peserta dari Bandung yang berjualan pot bunga unik yang berhasil menjual 100 pot dalam 3 bulan melalui tokopedia.
Peserta juga berhak mengikuti kompetisi berjualan di tokopedia. Selama 3 bulan peserta akan dinilai siapa toko yang paling aktif dan berjualan paling banyak.

Sementara itu di sela-sela acara, Direktur IES Bambang Suharno menyampaikan perkembangan IES yang kini membantu anggota melalui software Profit Meter. Anggota IES bisa mendapatkan software tersebut secara gratis dengan mengisi form yang adalah di web www.pembicara-seminar.com



 

Sabtu, Desember 26, 2015

In House Training Wirausaha dan Good Corporate Governance (GCG)

In House Training Wirausaha dan Good Corporate Governance (GCG)


Ubaidilah Anwar presentasi tentang GCG
Bertempat di Hotel Blue Sky Jakarta Pusat, Rabu, 23 Desember 2015, Bambang Suharno dan Ubaidilah Anwar menjadi narasumber seminar Entrepreneur dan GCG. Acara diikuti oleh 30 peserta yaitu para manager, supervisor serta direksi PT Pratama Mitra Sejati (PMS) yang merupakan anak perusahaan Pertamina.

Para pimpinan perusahaan tersebut bermaksud mendalami konsep kewirausahaan untuk mengembangkan perusahaan. Melalui seminar ini diharapkan para peserta memahami makna dan maksud entrepreneurship untuk mengembangkan perusahaan serta tahu kiat praktis menjalankan konsep entrepreneurship di perusahaan. Dengan jiwa entrepreneur, karyawan dapat menyumbangkan gagasan pengembangan perusahaan dan menjadi pelaku pengembangan perusahaan.

Acara dibuka oleh Manager HRD Santoso, dilanjutkan Dirut PMS Etom Katamsi selanjutnya Manager IES Dwijo Weliyanto mengantarkan seminar dengan memperkenalkan IES dan para narasumber tersebut.

Dalam kesempatan ini Bambang Suharno menyampaikan tentang trilogi mental wirausaha dan kiat menerapkannya dalam mengembangkan perusahaan. Adapun mengenai gagasan bisnis, Bambang menyampaikan bahwa ide bisnis bisa diawali dengan melihat peluang yang ada, selanjutnya melihat kepada kompetensi personal yang sesuai dengan peluang tersebut.

"Kita hidup di Jabodetabek yang jumlah penduduknya 25 juta, sama dengan jumlah penduduk Australia, jadi kita memiliki pasar yang sangat besar. Apalagi kalau kita melihat Indonesia, jumlah penduduknya lebih dari 240 juta jiwa." urai Bambang.

Ia menambahkan, jumlah penduduk sebesar itu, semuanya butuh makan, pakaian, rumah, peralatan rumah tangga, pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, keamanan dan sebagainya, yang semuanya berarti peluang usaha.

Untuk menggali peluang usaha tersebut, bisa lihat dari ketrampilan kita, pendidikan kita , dari masalah yang kita lihat di sekitar kita, maupun dari pengalaman kita. King C Gillete mengalami peristiwa buruk ketika menggunakan pisau cukur untuk mencukur kumis. "Dari pengalaman itu, ia menciptakan pisau cukur yang tajam dan aman, yang kini terkenal dengan nama pisau silet. Itu adalah pengalaman buruk yang kemudian menjadi bisnis besar," katanya.

Corporate Governance.

Adapun mengenai GCG, Ubaidilah yang berpengalaman sebagai konsultan ILO, menguraikan betapa pentingnya GCG dalam mengembangkan perusahaan.

Jika jiwa entrepreneur disertai dengan penerapan GCG yang baik, maka perusahaan akan berkembang lebih baik, kata Ubaidilah.

Sementara itu Dwijo Weliyanto selaku manager IES menyampaikan terima kasih atas kepercayaan PMS terhadap IES sebagai penyedia pembicara seminar. Ia berharap kerjasama dapat berlanjut dan berkembang, antara lain dalam bentuk training wirausaha persiapan pensiun maupun kegiatan lainnya. ***


Senin, Desember 07, 2015

DEWI HAROEN PAKAR PR & PERSONAL BRANDING

DEWI HAROEN PAKAR PR & PERSONAL BRANDING



Pakar PR & Personal Branding ini adalah seorang psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI). Awalnya Dewi seorang pelaku industri kreatif bidang fesyen (kebaya & embroidery) dengan sejumlah prestasi (UKM Terbaik Se-Jakarta 2005). Sebagai UKM binaan pemerintah/BUMN yang sukses, ia kerap dikirim ke luar negeri al Singapore, Malaysia, Thailand, Australia, Afrika Selatan, Jerman, Belanda dan Inggris untuk mengikuti pameran, business meeting atau seminar.
Kiprahnya di bisnis membuktikan keahlian di bidang PR, komunikasi, marketing dan human relationship. Tak heran Dewi sering diminta sebagai narasumber seminar dan konsultan UKM lain. Aktifitas ini membuka langkahnya berkarier di bidang PR & HRD Consultant. Dewi juga pernah menjadi dosen Etika Pengembangan Diri beberapa semester di Trisakti School of Management, Jakarta. Pengalaman yang luas menjadikan Dewi  trainer  handal di bidang PR, communication, positive mind set, public speaking dan personal branding.Sejumlah instansi pemerintah menggunakan jasanya, demikian pula BUMN ternama. Perusahaan asing dan swasta papan atas tercatat sebagai kliennya.
 

Sejak launching 6 April 2014 buku perdana PERSONAL BRANDING KUNCI SUKSES BERKIPRAH DI DUNIA POLITIK yang diterbitkan GRAMEDIA, kesibukan Dewi bertambah menjadi narasumber media cetak & online. Selain itu suara dan wajahnya kerap tampil dalam dialog/talkshow radio seperti RRI, Trijaya FM,  El Shinta dan MQFM serta stasiun TV nasional antara lain TV One, Beritasatu TV, MNC TV, MNC News, Net TV, TVRI, I-News TV dan RCTI. Sebagai narasumber Dewi dianggap kompeten membahas masalah politik Indonesia dari  sisi Psikologi,  PR dan Personal Branding.

Selasa, Desember 01, 2015

In House Training Wirausaha Persiapan Pensiun

In House Training Wirausaha Persiapan Pensiun

Tanggal 13-14 Nopember 2015. IES dipercaya oleh Hotel Atlet Century untuk memberikan In House Training Wirausaha Persiapan Pensiun yang diikuti oleh 50 lebih karyawan hotel tersebut yang pada umumnya karyawan yang akan mengakhiri masa kerjanya di hotel.

Materi training pada hari pertama berupa wawasan wirausaha dan sharing pengalaman wirausaha oleh para pelaku bisnis yang sekaligus mentor IES yaitu Amir Hamzah (pengusaha pepaya california), Waryono (mantan office boy yang kini bisnis warung padang). Pada sesi pertama diawali dengan pemaparan aspek psikologi pensiun oleh praktisi psikologi pensiun dari IES.

Pada hari kedua peserta diajak melakukan simulai bisnis dan diagnosa bisnis dengan menggunakan software profit meter. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, dimana masing-masing kelompok melakukan simulai rencana bisnis dan presentasi di depan kelas untuk dapat didiskusikan bisnisnya.

Simulasi bisnis dipandu oleh Riza Ananto, pencipta software Profit Meter. Sedangkan Bambang Suharno menyampaikan materi Profit Booster, yang merupakan materi penjelasan tentang kiat meningkatkan profit.***


Semangat Ibu-Ibu Berwirausaha

Semangat Ibu-Ibu Berwirausaha

Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, selama minggu terakhir di Bulan Nopember ini cukup ramai dihadiri para ibu yang memiliki usaha mikro dan kecil. Kelurahan tersebut berinisiatif menyelenggarakan acara training wirausaha selama 2 hari, yakni Selasa 24 Nopember dan Selasa 1 Desember 2015, berlangsung di aula kelurahan. Pesertanya adalah para ibu tersebut.

Sekitar 50an orang hadir dalam acara ini. Panitia mengundang Bambang Suharno dari Indonesian Entrepreneur Society (IES), Husain dari Dinas Koperasi dan UKM DKI, dan Grace Manahutu dari Dinas Perindustrian DKI yang menyampaikan materi sesuai kompetensinya masing masing.
Selasa 24 Nopember, peserta training semuanya ibu-ibu. Seminggu kemudian, 1 Desember, pihak kelurahan mengundang para pemuda untuk ditraining wirausaha khusus pemuda, namun yang hadir sebagian adalah para ibu dan bapak. Hanya sebagian para pemuda. Beberapa pemuda yang hadir mengaku sebagian pengurus dan anggota Karang Taruna adalah mahasiswa dan karyawan, jadi tidak bisa hadir di acara karena sedang kuliah dan bekerja.

Dalam kesempatan ini, Grace menyampaikan bagaimana program Dinas Perindustrian dalam mengembangan usaha skala rumah tangga, dan Husen menyampaikan program Dinas Koperasi.
Sementara itu, Bambang Suharno pada 24 Nopember menyampaikan dasar-dasar mental berwirausaha dan pada 1 Desember menyampaikan materi kiat meningkatkan profit usaha.

Bambang menyampaikan konsep Pancasila Profit dan 35 butir pengamalan pancasila profit. Para peserta mengaku baru kali ini mendapatkan konsep pancasila profit yang sangat praktis diterapkan di usaha apapun. Konsep ini sebenarnya akan optimal jika disertai workshop Profit Meter, namun karena keterbatasan waktu, peserta sudah cukup puas mendapatkan pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha.***


Jumat, November 27, 2015

Tahun ini Tahun Seminar MEA

Tahun ini Tahun Seminar MEA

seminar di sma 77 Jakarta
Tahun 2015 ini boleh dikatakan sebagai Tahun Seminar MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Bambang Suharno selaku praktisi bisnis dan Direktur Indonesian Entrepreneur Society (IES) diundang ke berbagai kampus dan lembaga untuk menjadi seminar tentang MEA, antara lain di kampus Universitas Gunadharma, Mercubuana, Univ Bhayangkara, STIE Bhakti Pembangunan, Fakultas Teknik Industri UII Jogja, Univ Islam Tangerang, Politeknik Media (Polimedia) Jakarta dan sebagainya. Bahkan SMA Negeri 77 Jakarta juga menyelenggarakan seminar tentang MEA yang tak kalah hebatnya dengan seminar di kampus S1 maupun S2 sekalipun.

Seminar MEA di SMA 77 beberapa bulan lalu diawali dengan penampilan tari Saman dari anak-anak SMA yang sangat menarik dan meriah. Meski masih SMA, tanya jawab berlangsung seru dan kritis. Misalnya, apa yang perlu disiapkan anak SMA untuk bisa bersaing di era MEA.

700 orang peserta seminar MEA di Univ Islam Tangerang
Dalam setiap kesempatan seminar tentang MEA, Bambang Suharno menyampaikan , sejatinya Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di era MEA. Industri pariwisata bisa menjadi nilai unggul jika dikelola dengan baik. "Melihat wisata thailand, Singapura, Malaysia maupun negara ASEAN Lainnya, Indonesia memiliki keindahan budaya dan alam yang luar biasa," kata Bambang.

Bambang memberi contoh, kalau masuk ke grand palace Thailand, yang dilihat hanya keraton biasa. Tapi Thailand sangat pandai memasarkan wisatanya, sehingga hari kerjapun turis harus antri untuk masuk keraton. "Di negeri kita, kita punya keraton Jogja, Solo, Cirebon dan sebagainya yang tak kalah hebatnya," katanya.

Begitupun dalam industri kuliner, betapa kreatifnya kuliner Indonesia. Kita berjalan dari Jakarta sampai ujung Jatim saja, sudah menemukan beragam kuliner yang luar biasa. Belum lagi di Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Papua, Maluku dan sebagainya.

"Jadi kalau kita mau kreatif, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pemenang di era Mea," kata Bambang.

Ada satu hal lagi yang penting. Untuk bersaing di era Mea, perlu memiliki kemampuan Bahasa Internasional, dalam hal ini minimal Bahasa Inggris, agar bisa berkomunikasi dengan negara lain. "Bahasa Inggris adalah bahasa pergaulan internasional, jadi kita wajib menguasai. Minimal kita bisa berkomunikasi Bahasa Inggris," pesannya.

POSTING TERPOPULER

Iklan